Selamat datang di 'Ur Data Statistik'. Blog ini saya maksudkan untuk memberikan informasi kepada para pembaca mengenai data statistik yang saya kumpulkan. Ulasan dari data statistik di blog 'Ur Data Statistik' ini saya sajikan di blog saya yang lain 'Berita Wilayah' pada http://beritawilayah.blogspot.com
Semoga blog ini bermanfaat.

Rabu, 09 Februari 2011

Informasi Mengenai Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2010



Ekonomi Indonesia pada triwulan IV/2010 tumbuh -1,45% (q-to-q).  Pola ini mengikuti pola musim setiap tahun karena ekonomi Indonesia pada triwulan IV secara q-to-q biasanya memang tumbuh negatif, misalnya pada triwulan IV/2009 (-2,45%) dan pada triwulan IV/2008 (-3,57%).  Hal tersebut terjadi karena turunnya PDB sektor pertanian, khususnya subsektor tanaman bahan makanan (seperti padi), pada triwulan IV karena pada triwulan IV memang bukan periode panen.  Disamping itu, ternyata selama triwulan IV/2010 telah terjadi perubahan cuaca yang ekstrim yang menyebabkan banjir di beberapa daerah/propinsi, dan munculnya hama yang menyerang beberapa komoditas tanaman bahan makanan, sehingga produksi tanaman bahan makanan turun.
PDB Indonesia pada triwulan IV/2010 berjumlah Rp 1.670.521,2 miliar (harga berlaku) yang lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III/2010 (Rp 1.668.352,8 miliar; harga berlaku).  Hal ini salah satu disebabkan karena turunnya PDB subsektor tanaman bahan makanan pada triwulan IV/2010 yang berjumlah Rp 96.234,9 miliar (harga berlaku) dan ternyata lebih rendah dari pada triwulan III/2010 (Rp 132.028,6 miliar; harga berlaku).
Secara rinci menurut sektor-sektor ekonomi, pertumbuhan ekonomi Indonesia q-to-q triwulan IV/2010 (-1,45% q-to-q) dapat dirinci sebagai berikut:
a. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan: -20,25%
b. Sektor pertambangan dan penggalian: 0,59%
c. Sektor industri pengolahan: 1,38%
d. Sektor listrik, gas, dan air bersih: 1,66%
e. Sektor konstruksi: 2,46%
f. Sektor perdagangan, hotel, restoran: 0,73%
g. Sektor pengangkutan dan komunikasi: 3,73%
h. Sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan: 1,30%
i. Sektor jasa-jasa: 2,48%
Produksi yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi di Indonesia pada triwulan IV/2010 (secara nominal berjumlah Rp 1.670.521,2 miliar; harga berlaku) digunakan untuk memenuhi kebutuhan/permintaan masyarakat dan juga untuk diekspor ke luar negeri (permintaan luar negeri).  Sekitar 56,83% digunakan untuk konsumsi rumahtangga; 11,99% untuk konsumsi pemerintah; 33,26% untuk pembentukan modal tetap bruto (investasi fisik); 27,58% untuk ekspor (net-ekspor: 2,90%); dan perubahan inventori -0,71%.
Pertumbuhan q-to-q berbagai komponen permintaan domestik dan luar negeri (PDB Pengeluaran) pada triwulan IV/2010 adalah sebagai berikut:
a. Pengeluaran konsumsi rumahtangga: 0,28%
b. Pengeluaran konsumsi pemerintah:  38,22%
c. Pembentukan modal tetap bruto: 1,34%
d. Ekspor: 12,77%
e. Impor: 9,62%
Rendahnya pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumahtangga pada triwulan IV/2010 terutama disebabkan karena kenaikan tingkat harga-harga komoditas konsumsi rumahtangga (inflasi pada tahun 2010 mencapai 6,96%).  Sedangkan tingginya pertumbuhan pengeluaran konsumsi pemerintah pada triwulan IV/2010 terutama disebabkan karena triwulan IV merupakan triwulan akhir pada tahun 2010 sehingga penyerapan DIPA Kementerian/Lembaga Negara tahun 2010 dilakukan pada triwulan IV.  Kinerja pertumbuhan ekspor Indonesia pada triwulan IV/2010 relatif baik (tumbuh 12,77%; q-to-q); namun diikuti juga oleh pertumbuhan impor (9,62%; q-to-q).
Dibandingkan dengan triwulan IV/2009, ekonomi Indonesia pada triwulan IV/2010 tumbuh 6,89% (y-on-y).  Tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV/2010 menurut ukuran y-on-y terutama disebabkan karena meningkatnya PDB beberapa sektor ekonomi dibandingkan dengan triwulan IV/2009, seperti sektor pengakutan dan komunikasi, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor jasa-jasa, sektor konstruksi, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan.  Secara lengkap pertumbuhan y-on-y sektor-sektor ekonomi pada triwulan IV/2010 adalah sebagai berikut:
a. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan: 3,84%
b. Sektor pertambangan dan penggalian: 4,23%
c. Sektor industri pengolahan: 5,26%
d. Sektor listrik, gas, dan air bersih: 4,33%
e. Sektor konstruksi: 6,72%
f. Sektor perdagangan, hotel, restoran: 8,38%
g. Sektor pengangkutan dan komunikasi: 15,50%
h. Sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan: 6,29%
i. Sektor jasa-jasa: 7,54%
Dibandingkan dengan triwulan IV/2009, rincian pertumbuhan komponen-komponen permintaan domestik dan luar negeri terhadap produk-produk Indonesia (PDB Pengeluaran) adalah sebagai berikut:
a. Pengeluaran konsumsi rumahtangga: 4,44%
b. Pengeluaran konsumsi pemerintah: 7,33%
c. Pembentukan modal tetap bruto:  8,69%
d. Ekspor: 16,13%
e. Impor: 16,92%
Pengeluaran konsumsi rumahtangga pada triwulan IV/2010 tumbuh 4,44% (y-on-y) dibandingkan dengan triwulan IV/2009, tumbuh lebih rendah dari pada triwulan III/2010 (tumbuh 5,16% y-on-y) karena kenaikan harga-harga komoditas konsumsi rumahtangga.  Pengeluaran konsumsi pemerintah pada triwulan IV/2010 lebih tinggi (tumbuh 7,33% y-on-y) dibandingkan triwulan III/2010 (tumbuh 4,84% y-on-y) terutama disebabkan karena triwulan IV merupakan triwulan akhir pada tahun 2010 sehingga penyerapan DIPA Kementerian/Lembaga Negara tahun 2010 dilakukan pada triwulan IV.  Kinerja pertumbuhan y-on-y ekspor Indonesia pada triwulan IV/2010 relatif baik (tumbuh 16,13%); namun lebih rendah dari pertumbuhan impor y-on-y (16,92%).
Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV/2010 yang tumbuh -2,45% (q-to-q) atau 6,89% (y-on-y), ekonomi Indonesia pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009 tumbuh 6,10%, dengan rincian menurut sektor-sektor ekonomi sebagai berikut:
a. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan: 2,86%
b. Sektor pertambangan dan penggalian: 3,48%
c. Sektor industri pengolahan: 4,48%
d. Sektor listrik, gas, dan air bersih: 5,31%
e. Sektor konstruksi: 6,98%
f. Sektor perdagangan, hotel, restoran: 8,69%
g. Sektor pengangkutan dan komunikasi: 13,45%
h. Sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan: 5,65%
i. Sektor jasa-jasa: 6,01%
Dan rincian menurut komponen-komponen permintaan domestik dan luar negeri (PDB Pengeluaran) adalah sebagai berikut:
a. Pengeluaran konsumsi rumahtangga: 4,63%
b. Pengeluaran konsumsi pemerintah: 0,29%
c. Pembentukan modal tetap bruto: 8,50%
d. Ekspor: 14,92%
e. Impor: 17,28%
Bila mempertimbangkan kontribusi terhadap PDB Indonesia dan laju pertumbuhan masing-masing sektor ekonomi, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,10% pada tahun 2010 menurut sumber-sumbernya (source of growth) dapat dirinci sebagai berikut:
a. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan: 0,39%
b. Sektor pertambangan dan penggalian: 0,29%
c. Sektor industri pengolahan: 1,17%
d. Sektor listrik, gas, dan air bersih: 0,04%
e. Sektor konstruksi: 0,45%
f. Sektor perdagangan, hotel, restoran: 1,47%
g. Sektor pengangkutan dan komunikasi: 1,18%
h. Sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan: 0,54%
i. Sektor jasa-jasa: 0,57%
Jumlah (PDB): 6,10%
Source of growth menurut PDB Pengeluaran adalah sebagai berikut:
a. Pengeluaran konsumsi rumahtangga:                2,65%
b. Pengeluaran konsumsi pemerintah: 0,03%
c. Pembentukan modal tetap bruto: 1,99%
d. Ekspor: 6,39%
e. Impor: 5,62%
Jumlah (PDB): 6,10%
Dengan mengacu kepada source of growth menurut PDB Pengeluaran terlihat bahwa ekspor merupakan faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2010 (mendorong pertumbuhan ekonomi sekitar 6,39%); namun sayangnya disertai dengan impor yang juga relatif besar (5,62%).  Fenomena ini berbeda dengan tahun 2009 dimana pada tahun 2009 pengeluaran konsumsi rumahtangga merupakan faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.  Pada tahun 2010 beberapa komoditas, seperti tembaga, batubara, timah, nikel, CPO, serta bijih coklat menjadi primadona ekspor Indonesia dan terjadi peningkatan yang signifikan dalam jumlah maupun nilai ekspor komoditas-komoditas ini.  Sedangkan komoditas-komoditas impor oleh Indonesia pada tahun 2010 antara lain adalah: mesin-mesin/peralatan listrik, alat angkutan, alat telekomunikasi, gandum, kapas, baja, kedelai, gula serta produk kimia.
Dengan pertumbuhan ekonomi 6,1% pada tahun 2010, PDB Indonesia berjumlah Rp 6.422.918,2 miliar (harga berlaku).  Dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 sebanyak 237.556.363 jiwa, maka PDB per kapita Indonesia pada tahun 2010 berjumlah Rp 27.037.491 atau setara dengan US$ 3.004,88 per tahun (US$ 1 = Rp 8.998).  PDB per kapita pada tahun 2010 meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2009 (US$ 2.349,60) dan tahun 2008 (US$ 2.245,24).
Informasi tambahan: PDB Indonesia pada tahun 2010 yang berjumlah Rp 6.422.918,2 miliar merupakan produksi yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi.  Ditinjau dari pendapatan faktor-faktor produksi yang diterima oleh masyarakat, PDB Indonesia tersebut dapat dirinci sebagai berikut: berupa upah dan gaji Rp 3.287.249,5 miliar ( 51,18%) dan berupa surplus usaha Rp 3.135.668,7 miliar (48,82%).  Upah dan gaji yang sebesar Rp 3.287.249,5 miliar diterima oleh rumahtangga Indonesia.  Namun, surplus usaha yang sebesar Rp 3.135.668,7 miliar tidak semuanya didistribusikan ke rumahtangga karena sebagai besar ditahan (berupa retained earnings) yang akan digunakan untuk reinvestasi.  Besarnya surplus usaha yang diterima oleh rumahtangga adalah sebesar 32% dari total surplus usaha (32% dari Rp 3.135.668,7 miliar) atau setara Rp 1.003.414,0 miliar.  Sehingga, PDB yang diterima oleh rumahtangga (masyarakat) Indonesia yang kemudian menjadi pendapatan rumahtangga (masyarakat) berjumlah Rp 4.290.663,51 miliar atau sekitar 66,8% dari PDB Indonesia.
Pendapatan rumahtangga (masyarakat) tidak hanya berasal dari PDB (upah dan gaji serta surplus usaha yang didistribusikan), tetapi juga yang berupa transfer baik dari pemerintah, perusahaan, antar rumahtangga (domestik dan luar negeri).  Bila dikurangi dengan pajak-pajak yang harus dibayar oleh rumahtangga, maka akan diperoleh pendapatan disposabel yaitu pendapatan rumahtangga yang siap untuk dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga; sisanya merupakan tabungan.  Berdasarkan data SAM Indonesia, besarnya transfer in dan out dikurangi dengan pajak-pajak yang harus dibayarkan, menghasilkan bahwa saving rate masyarakat Indonesia rata-rata adalah sekitar 8% sampai 9% dari pendapatan disposable.
Informasi lain: distribusi pendapatan (disposable) rumahtangga mempunyai tendensi yang semakin melebar (coefficient of variation pendapatan disposable tahun 2000: 0,479; tahun 2005: 0,510; tahun 2008: 0,574).  Dan laju pertumbuhan pendapatan (disposable) rumahtangga golongan atas di kota dan di desa lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi, sedangkan golongan-golongan rumahtangga yang lain lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi.  Dengan perkataan lain: golongan rumahtangga golongan atas di kota dan di desa menerima lebih banyak dampak positif dari pertumbuhan ekonomi dibandingkan dengan golongan-golongan rumahtangga yang lain dan menyebabkan distribusi pendapatan semakin melebar (tidak merata).  Banyaknya penduduk yang termasuk golongan atas di kota dan di desa adalah sekitar 15% - 20% dari total penduduk.
Informasi tambahan: Dengan laju pertumbuhan ekonomi 6,1% pada tahun 2010, jumlah tenagakerja yang dapat diserap bekerja di sektor-sektor ekonomi adalah sebanyak 108.207.767 orang (kondisi Agustus 2010).  Bila dibandingkan dengan tahun 2009 (kondisi Agustus 2009: jumlah tenagakerja yang bekerja adalah sebanyak 104.870.663 orang) terjadi kenaikan penyerapan jumlah tenagakerja sebanyak 3.337.104 orang atau sekitar 3,18% dari 104.870.663 orang.  Atau, setiap 1% pertumbuhan ekonomi menyerap sekitar 547.066 orang.
Kondisi di atas mengasumsikan penyerapan tenagakerja yang bekerja walaupun tidak penuh waktu (full employment: 35 jam per minggu).  Bila tenagakerja yang bekerja adalah mereka yang bekerja 35 jam per minggu, gambarannya adalah sebagai berikut.  Dengan laju pertumbuhan ekonomi 6,1% pada tahun 2010, jumlah tenagakerja yang dapat diserap bekerja di sektor-sektor ekonomi adalah sebanyak 74.938.429 orang (kondisi Agustus 2010).  Bila dibandingkan dengan tahun 2009 (kondisi Agustus 2009: jumlah tenagakerja yang bekerja penuh waktu adalah sebanyak 73.300.729 orang) terjadi kenaikan penyerapan jumlah tenagakerja sebanyak 1.637.700 orang atau sekitar 2,23% dari 73.300.729 orang.  Atau, setiap 1% pertumbuhan ekonomi menyerap sekitar 268.475 orang.
Perbandingan ini juga memberikan implikasi adanya penyerapan tenagakerja yang bekerja tidak penuh waktu (35 jam per minggu), yaitu sebanyak 1.699.404 orang (yaitu: 3.337.104 orang dikurangi dengan 1.637.700 orang), atau sekitar 50,92% dari 3.337.104 orang.

Minggu, 02 Januari 2011

Bagaimana Memajukan Ekonomi Indonesia?

Data statistik berikut ini disajikan untuk mendukung tulisan yang sama (Bagaimana Memajukan Ekonomi Indonesia?) di blog saya: beritawilayah.com pada hhtp://www.beritawilayah.blogspot.com/ 

Jumlah Unit Usaha (enterpirises) Mikro, Kecil, Menengah, Besar, dan Unit Usaha Milik Pemerintah di Indonesia pada tahun 2009:
Mikro: 52.176.795 unit usaha (98,6%)
Kecil: 546.675 unit usaha (1,0%)
Menengah: 41.133 unit usaha (0,1%)
Besar: 4.677 unit usaha (0,0%)
Milik Pemerintah: 168.034 unit usaha (0,3%)
Jumlah: 52.937.314 unit usaha (100,0%)

Peran Unit Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Besar, dan Unit Usaha Milik Pemerintah dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2009:
Mikro: 31,20%
Kecil: 9,41%
Menengah: 12,71%
Besar: 41,00%
Milik Pemerintah: 5,68%
Jumlah: 100,0%

Laju Pertumbuhan Nilai Tambah yang Dihasilkan oleh Unit Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Besar, dan Unit Usaha Milik Pemerintah di Indonesia pada tahun 2009:
Mikro: 4,08%
Kecil: 3,84%
Menengah: 4,73%
Besar: 4,97%
Milik Pemerintah: 5,10%
Rata-rata/Indonesia: 4,55%

Weighted Growth (Laju Pertumbuhan Tertimbang) Nilai Tambah yang Dihasilkan oleh Unit Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Besar, dan Unit Usaha Milik Pemerintah di Indonesia pada tahun 2009:
Mikro: 1,27%
Kecil: 0,36%
Menengah: 0,60%
Besar: 2,04%
Milik Pemerintah: 0,29%
Rata-rata/Indonesia: 4,55%


Penyerapan Tenagakerja oleh Unit Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Besar, dan Unit Usaha Milik Pemerintah di Indonesia pada tahun 2009:
Mikro: 86,1%
Kecil: 3,4%
Menengah: 2,6%
Besar: 2,6%
Milik Pemerintah: 5,4%
Jumlah: 100,0%


Nilai Tambah per Unit Usaha per Tahun yang Dihasilkan oleh Unit Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Besar, dan Unit Usaha Milik Pemerintah di Indonesia pada tahun 2009:
Mikro: Rp 33,57 juta
Kecil: Rp 966,29 juta
Menengah: Rp 17.340,41 juta
Besar: Rp 492.133,67 juta
Milik Pemerintah: Rp 1.895,93 juta
Rata-rata/Indonesia:Rp 106,04 juta