Ekonomi Indonesia
pada triwulan IV/2010 tumbuh -1,45% (q-to-q).
Pola ini mengikuti pola musim setiap tahun karena ekonomi Indonesia pada
triwulan IV secara q-to-q biasanya memang tumbuh negatif, misalnya pada
triwulan IV/2009 (-2,45%) dan pada triwulan IV/2008 (-3,57%). Hal tersebut terjadi karena turunnya PDB sektor
pertanian, khususnya subsektor tanaman bahan makanan (seperti padi), pada
triwulan IV karena pada triwulan IV memang bukan periode panen. Disamping itu, ternyata selama triwulan
IV/2010 telah terjadi perubahan cuaca yang ekstrim yang menyebabkan banjir di
beberapa daerah/propinsi, dan munculnya hama yang menyerang beberapa komoditas
tanaman bahan makanan, sehingga produksi tanaman bahan makanan turun.
PDB Indonesia
pada triwulan IV/2010 berjumlah Rp 1.670.521,2 miliar (harga berlaku) yang
lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III/2010 (Rp 1.668.352,8 miliar;
harga berlaku). Hal ini salah satu
disebabkan karena turunnya PDB subsektor tanaman bahan makanan pada triwulan
IV/2010 yang berjumlah Rp 96.234,9 miliar (harga berlaku) dan ternyata lebih
rendah dari pada triwulan III/2010 (Rp 132.028,6 miliar; harga berlaku).
Secara rinci
menurut sektor-sektor ekonomi, pertumbuhan ekonomi Indonesia q-to-q triwulan
IV/2010 (-1,45% q-to-q) dapat dirinci sebagai berikut:
a. Sektor
pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan: -20,25%
b. Sektor
pertambangan dan penggalian: 0,59%
c. Sektor
industri pengolahan: 1,38%
d. Sektor listrik, gas, dan air bersih: 1,66%
e. Sektor
konstruksi: 2,46%
f. Sektor
perdagangan, hotel, restoran: 0,73%
g. Sektor
pengangkutan dan komunikasi: 3,73%
h. Sektor
keuangan, real estate, dan jasa perusahaan: 1,30%
i. Sektor
jasa-jasa: 2,48%
Produksi yang
dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi di Indonesia pada triwulan IV/2010
(secara nominal berjumlah Rp 1.670.521,2 miliar; harga berlaku) digunakan untuk
memenuhi kebutuhan/permintaan masyarakat dan juga untuk diekspor ke luar negeri
(permintaan luar negeri). Sekitar 56,83%
digunakan untuk konsumsi rumahtangga; 11,99% untuk konsumsi pemerintah; 33,26%
untuk pembentukan modal tetap bruto (investasi fisik); 27,58% untuk ekspor
(net-ekspor: 2,90%); dan perubahan inventori -0,71%.
Pertumbuhan q-to-q
berbagai komponen permintaan domestik dan luar negeri (PDB Pengeluaran) pada
triwulan IV/2010 adalah sebagai berikut:
a. Pengeluaran
konsumsi rumahtangga: 0,28%
b. Pengeluaran
konsumsi pemerintah: 38,22%
c. Pembentukan
modal tetap bruto: 1,34%
d. Ekspor: 12,77%
e. Impor: 9,62%
Rendahnya pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumahtangga pada
triwulan IV/2010 terutama disebabkan karena kenaikan tingkat harga-harga
komoditas konsumsi rumahtangga (inflasi pada tahun 2010 mencapai 6,96%). Sedangkan tingginya pertumbuhan pengeluaran
konsumsi pemerintah pada triwulan IV/2010 terutama disebabkan karena triwulan
IV merupakan triwulan akhir pada tahun 2010 sehingga penyerapan DIPA Kementerian/Lembaga
Negara tahun 2010 dilakukan pada triwulan IV.
Kinerja pertumbuhan ekspor
Indonesia pada triwulan IV/2010 relatif baik (tumbuh 12,77%; q-to-q); namun
diikuti juga oleh pertumbuhan impor (9,62%; q-to-q).
Dibandingkan
dengan triwulan IV/2009, ekonomi Indonesia pada triwulan IV/2010 tumbuh 6,89%
(y-on-y). Tingginya pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada triwulan IV/2010 menurut ukuran y-on-y terutama disebabkan
karena meningkatnya PDB beberapa sektor ekonomi dibandingkan dengan triwulan
IV/2009, seperti sektor pengakutan dan komunikasi, sektor perdagangan, hotel
dan restoran, sektor jasa-jasa, sektor konstruksi, sektor keuangan, real estate
dan jasa perusahaan. Secara lengkap
pertumbuhan y-on-y sektor-sektor ekonomi pada triwulan IV/2010 adalah sebagai
berikut:
a. Sektor
pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan: 3,84%
b. Sektor
pertambangan dan penggalian: 4,23%
c. Sektor
industri pengolahan: 5,26%
d. Sektor
listrik, gas, dan air bersih: 4,33%
e. Sektor
konstruksi: 6,72%
f. Sektor
perdagangan, hotel, restoran: 8,38%
g. Sektor
pengangkutan dan komunikasi: 15,50%
h. Sektor
keuangan, real estate, dan jasa perusahaan: 6,29%
i. Sektor
jasa-jasa: 7,54%
Dibandingkan
dengan triwulan IV/2009, rincian pertumbuhan komponen-komponen permintaan
domestik dan luar negeri terhadap produk-produk Indonesia (PDB Pengeluaran) adalah
sebagai berikut:
a. Pengeluaran
konsumsi rumahtangga: 4,44%
b. Pengeluaran
konsumsi pemerintah: 7,33%
c. Pembentukan
modal tetap bruto: 8,69%
d. Ekspor: 16,13%
e. Impor: 16,92%
Pengeluaran
konsumsi rumahtangga pada triwulan IV/2010 tumbuh 4,44% (y-on-y) dibandingkan
dengan triwulan IV/2009, tumbuh lebih rendah dari pada triwulan III/2010
(tumbuh 5,16% y-on-y) karena kenaikan harga-harga komoditas konsumsi
rumahtangga. Pengeluaran konsumsi
pemerintah pada triwulan IV/2010 lebih tinggi (tumbuh 7,33% y-on-y) dibandingkan
triwulan III/2010 (tumbuh 4,84% y-on-y) terutama disebabkan karena triwulan IV
merupakan triwulan akhir pada tahun 2010 sehingga penyerapan DIPA
Kementerian/Lembaga Negara tahun 2010 dilakukan pada triwulan IV. Kinerja pertumbuhan y-on-y ekspor Indonesia
pada triwulan IV/2010 relatif baik (tumbuh 16,13%); namun lebih rendah dari pertumbuhan
impor y-on-y (16,92%).
Dengan
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV/2010 yang tumbuh -2,45% (q-to-q)
atau 6,89% (y-on-y), ekonomi Indonesia pada tahun 2010 dibandingkan dengan
tahun 2009 tumbuh 6,10%, dengan rincian menurut sektor-sektor ekonomi sebagai
berikut:
a. Sektor
pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan: 2,86%
b. Sektor
pertambangan dan penggalian: 3,48%
c. Sektor
industri pengolahan: 4,48%
d. Sektor
listrik, gas, dan air bersih: 5,31%
e. Sektor
konstruksi: 6,98%
f. Sektor
perdagangan, hotel, restoran: 8,69%
g. Sektor
pengangkutan dan komunikasi: 13,45%
h. Sektor
keuangan, real estate, dan jasa perusahaan: 5,65%
i. Sektor
jasa-jasa: 6,01%
Dan rincian
menurut komponen-komponen permintaan domestik dan luar negeri (PDB Pengeluaran)
adalah sebagai berikut:
a. Pengeluaran
konsumsi rumahtangga: 4,63%
b. Pengeluaran
konsumsi pemerintah: 0,29%
c. Pembentukan
modal tetap bruto: 8,50%
d. Ekspor: 14,92%
e. Impor: 17,28%
Bila
mempertimbangkan kontribusi terhadap PDB Indonesia dan laju pertumbuhan
masing-masing sektor ekonomi, pertumbuhan ekonomi sebesar 6,10% pada tahun 2010
menurut sumber-sumbernya (source of growth) dapat dirinci sebagai berikut:
a. Sektor
pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan: 0,39%
b. Sektor
pertambangan dan penggalian: 0,29%
c. Sektor
industri pengolahan: 1,17%
d. Sektor
listrik, gas, dan air bersih: 0,04%
e. Sektor
konstruksi: 0,45%
f. Sektor
perdagangan, hotel, restoran: 1,47%
g. Sektor
pengangkutan dan komunikasi: 1,18%
h. Sektor
keuangan, real estate, dan jasa perusahaan: 0,54%
i. Sektor
jasa-jasa: 0,57%
Jumlah (PDB): 6,10%
Source of growth menurut PDB Pengeluaran adalah sebagai
berikut:
a. Pengeluaran
konsumsi rumahtangga: 2,65%
b. Pengeluaran
konsumsi pemerintah: 0,03%
c. Pembentukan
modal tetap bruto: 1,99%
d. Ekspor: 6,39%
e. Impor: 5,62%
Jumlah (PDB): 6,10%
Dengan mengacu
kepada source of growth menurut PDB Pengeluaran terlihat bahwa ekspor merupakan
faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2010 (mendorong
pertumbuhan ekonomi sekitar 6,39%); namun sayangnya disertai dengan impor yang
juga relatif besar (5,62%). Fenomena ini
berbeda dengan tahun 2009 dimana pada tahun 2009 pengeluaran konsumsi
rumahtangga merupakan faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada tahun 2010 beberapa komoditas, seperti tembaga,
batubara, timah, nikel, CPO, serta bijih coklat menjadi primadona ekspor
Indonesia dan terjadi peningkatan yang signifikan dalam jumlah maupun nilai
ekspor komoditas-komoditas ini.
Sedangkan komoditas-komoditas impor oleh Indonesia pada tahun 2010
antara lain adalah: mesin-mesin/peralatan listrik, alat angkutan, alat
telekomunikasi, gandum, kapas, baja, kedelai, gula serta produk kimia.
Dengan
pertumbuhan ekonomi 6,1% pada tahun 2010, PDB Indonesia berjumlah Rp 6.422.918,2
miliar (harga berlaku). Dengan jumlah
penduduk pada tahun 2010 sebanyak 237.556.363 jiwa, maka PDB per kapita
Indonesia pada tahun 2010 berjumlah Rp 27.037.491 atau setara dengan US$ 3.004,88
per tahun (US$ 1 = Rp 8.998). PDB per
kapita pada tahun 2010 meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2009 (US$
2.349,60) dan tahun 2008 (US$ 2.245,24).
Informasi
tambahan: PDB Indonesia pada tahun 2010 yang berjumlah Rp 6.422.918,2 miliar
merupakan produksi yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi. Ditinjau dari pendapatan faktor-faktor
produksi yang diterima oleh masyarakat, PDB Indonesia tersebut dapat dirinci
sebagai berikut: berupa upah dan gaji Rp 3.287.249,5 miliar ( 51,18%) dan
berupa surplus usaha Rp 3.135.668,7 miliar (48,82%). Upah dan gaji yang sebesar Rp 3.287.249,5
miliar diterima oleh rumahtangga Indonesia.
Namun, surplus usaha yang sebesar Rp 3.135.668,7 miliar tidak semuanya
didistribusikan ke rumahtangga karena sebagai besar ditahan (berupa retained
earnings) yang akan digunakan untuk reinvestasi. Besarnya surplus usaha yang diterima oleh
rumahtangga adalah sebesar 32% dari total surplus usaha (32% dari Rp 3.135.668,7
miliar) atau setara Rp 1.003.414,0 miliar.
Sehingga, PDB yang diterima oleh rumahtangga (masyarakat) Indonesia yang
kemudian menjadi pendapatan rumahtangga (masyarakat) berjumlah Rp 4.290.663,51
miliar atau sekitar 66,8% dari PDB Indonesia.
Pendapatan
rumahtangga (masyarakat) tidak hanya berasal dari PDB (upah dan gaji serta
surplus usaha yang didistribusikan), tetapi juga yang berupa transfer baik dari
pemerintah, perusahaan, antar rumahtangga (domestik dan luar negeri). Bila dikurangi dengan pajak-pajak yang harus
dibayar oleh rumahtangga, maka akan diperoleh pendapatan disposabel yaitu
pendapatan rumahtangga yang siap untuk dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan
rumahtangga; sisanya merupakan tabungan.
Berdasarkan data SAM Indonesia, besarnya transfer in dan out dikurangi
dengan pajak-pajak yang harus dibayarkan, menghasilkan bahwa saving rate masyarakat
Indonesia rata-rata adalah sekitar 8% sampai 9% dari pendapatan disposable.
Informasi lain: distribusi pendapatan (disposable)
rumahtangga mempunyai tendensi yang semakin melebar (coefficient of variation
pendapatan disposable tahun 2000: 0,479; tahun 2005: 0,510; tahun 2008: 0,574). Dan laju pertumbuhan pendapatan (disposable)
rumahtangga golongan atas di kota dan di desa lebih tinggi dibandingkan dengan
laju pertumbuhan ekonomi, sedangkan golongan-golongan rumahtangga yang lain
lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi.
Dengan perkataan lain: golongan rumahtangga golongan atas di kota dan di
desa menerima lebih banyak dampak positif dari pertumbuhan ekonomi dibandingkan
dengan golongan-golongan rumahtangga yang lain dan menyebabkan distribusi
pendapatan semakin melebar (tidak merata).
Banyaknya penduduk yang
termasuk golongan atas di kota dan di desa adalah sekitar 15% - 20% dari total penduduk.
Informasi
tambahan: Dengan laju pertumbuhan ekonomi 6,1% pada tahun 2010, jumlah
tenagakerja yang dapat diserap bekerja di sektor-sektor ekonomi adalah sebanyak
108.207.767 orang (kondisi Agustus 2010).
Bila dibandingkan dengan tahun 2009 (kondisi Agustus 2009: jumlah
tenagakerja yang bekerja adalah sebanyak 104.870.663 orang) terjadi kenaikan
penyerapan jumlah tenagakerja sebanyak 3.337.104 orang atau sekitar 3,18% dari
104.870.663 orang. Atau, setiap 1%
pertumbuhan ekonomi menyerap sekitar 547.066 orang.
Kondisi di atas
mengasumsikan penyerapan tenagakerja yang bekerja walaupun tidak penuh waktu (full
employment: 35 jam per minggu). Bila
tenagakerja yang bekerja adalah mereka yang bekerja 35 jam per minggu,
gambarannya adalah sebagai berikut.
Dengan laju pertumbuhan ekonomi 6,1% pada tahun 2010, jumlah tenagakerja
yang dapat diserap bekerja di sektor-sektor ekonomi adalah sebanyak 74.938.429
orang (kondisi Agustus 2010). Bila
dibandingkan dengan tahun 2009 (kondisi Agustus 2009: jumlah tenagakerja yang
bekerja penuh waktu adalah sebanyak 73.300.729 orang) terjadi kenaikan
penyerapan jumlah tenagakerja sebanyak 1.637.700 orang atau sekitar 2,23% dari 73.300.729
orang. Atau, setiap 1% pertumbuhan
ekonomi menyerap sekitar 268.475 orang.
Perbandingan ini
juga memberikan implikasi adanya penyerapan tenagakerja yang bekerja tidak
penuh waktu (35 jam per minggu), yaitu sebanyak 1.699.404 orang (yaitu:
3.337.104 orang dikurangi dengan 1.637.700 orang), atau sekitar 50,92% dari
3.337.104 orang.